fbpx

Dari Atlet Tenis Meja, Tito Kembangkan Keilmuannya Menjadi Dosen Penjas

menjadi dosen penjas
Sebelum Tito Parta Wibowo, M.Pd., menjadi dosen Pendidikan Jasmani (Penjas) di FKIP Universitas Dehasen (Unived) Bengkulu ia adalah seorang atlet tenis meja dan juga guru SD yang mengajar mata pelajaran pendidikan jasmani. (Sumber Foto: Instagram Tito)

”Gunakan Kesempatan yang ada selagi masih bisa, karena kesempatan tidak datang untuk ke duakalinya” (Tito Parta Wibowo, M.Pd.)

Berangkat dari kecintaannya terhadap bidang olahraga dan menjadi atlet tenis meja, Tito Parta Wibowo, M.Pd., berniat untuk mengembangkan keilmuannya di bidang tersebut dengan menjadi dosen Penjas. Keputusannya menjadi seorang pendidik juga tak lain karena mengikuti jejak keluarga besarnya yang kebanyakan berprofesi sebagai pendidik.

Berlatar Belakang Keluarga Pendidik

Tito memang lahir dari latar belakang pendidik, sehingga ia sudah terbiasa berada dilingkup yang kental akan dunia pendidikan. Namun menjadi dosen, bukan hanya sekadar keinginan semata, melainkan Tito ingin lebih mengembangkan serta membagi keilmuannya di bidang olahraga lebih luas lagi. Dan menjadi dosen Penjas adalah langkah yang tepat.

Pasca wisuda S2-nya pada September 2016, Tito langsung melamar menjadi dosen di Universitas Dehasen Bengkulu di Prodi Penjas sesuai keilmuannya. Ada beberapa tahapan tes saat itu yang ditempuh Tito. Dari tes kompetensi, tes keahlian (Cabor) dan wawancara. Setelah melewati semua tes tersebut, Tito mendapatkan hasil tes yang memuaskan sehingga diterima menjadi seorang dosen di Universitas Dehasen Prodi Penjaskesrek.

Tito kemudian resmi menjadi dosen Pendidikan Jasmani (Penjas) di FKIP Universitas Dehasen (Unived) Bengkulu sejak 2016, dan diterima mengajar di Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi.

Pernah Menjadi Guru Penjas di Jakarta

Sebelum memutuskan menjadi dosen, diketahui Tito sempat menjadi guru Penjas di SDN Kayu Putih 08 Pagi Jakarta Timur. Sembari mengajar sebagai guru olahraga, Tito juga menempuh pendidikan S2-nya di Universitas Negeri Jakarta. Karena ia sudah berkeinginan ketika lulus S2, berniat mengembangkan pendidikan jasmani di daerahnya sendiri.

“Makanya saya putuskan untuk meninggalkan profesi sebagai guru setelah saya tamat S2 di Universitas Negeri Jakarta tahun 2016,” katanya.


Tito Parta Wibowo, M.Pd., saat memberikan cinderamata kepada SDN 5 kota Bengkulu dalam rangka pengabdian masyarakat “sosialisasi pola hidup sehat bagi anak sekolah dasar”. (Sumber Foto: dok. Tito)

Melalui berprofesi menjadi dosen, Tito dapat mewujudkan cita-citanya yang ingin bisa turut berkontrbusi bagi negara, yaitu menjadi guru besar suatu saat nanti. Ia berharap, semoga pencapaiannya menjadi guru besar segera terwujud.

Kesan Menjadi Dosen

Menjadi dosen, bagi Tito membawa kesan yang menarik. Karena baginya berprofesi menjadi dosen menariknya adalah dapat mengaplikasikan ilmu yang dimiliki, yang diperoleh Tito ketika menempuh perkuliahan S1 dan S2 dan selama menjadi atlet.

Menurutnya, hal-hal yang harus digali atau lakukan sebagai dosen muda, dalam menjalankan tugasnya melaksanakan tridharma perguruan tinggi adalah mengembangkan potensi diri yang ada pada diri dalam melaksanakan tridarama yang berupa; pengajaran, penelitian serta pengabdian dengan profesionalisme yang tinggi.

Tantangan dan Suka Duka

Tantangan yang dihadapi Tito dalam menjadi dosen Penjas adalah bagaimana dalam mengembangkan potensi mahasiswa Penjas untuk bisa berprestasi serta berkontribusi bagi kemajuan universitas, lingkup nasional hingga kancah internasional.

“Suka duka saya menjadi adalah yang pertama suka dulu ya, saya senang bisa berinterkasi kepada mahasiswa dari berbagai macam daerah. Saya bisa mengaplikasi keilmuan yang saya miliki. Sedangkan menurut saya duka menjadi dosen itu tidak ada, karena saya sudah menyukai profesi saya secara keseluruhan,” ungkapnya.

Fokus dalam Penjas

Berangkat dari karirnya sebagai seorang atlet dan berkeinginan mengembangkan keilmuannya lah yang menjadi alasan Tito fokus menekuni bidang Penjas. Ia benar-benar ingin menjadi seorang yang ahli di bidang tersebut. Hingga nantinya bisa menjadi guru besar di bidang keilmuan Penjas.

Fokus di bidang Penjas, membuat Tito juga banyak melakukan penelitian. Dan salah satu yang berkesan baginya dari sekian penelitian yang ia lakukan adalah penelitian di semua SMP di Kabupaten Bengkulu Selatan, dimana daerah tersebut adalah kota kelahirannya.

“Ada banyak luaran yang dihasilkan dari penelitian tersebut. Yaitu dalam bidang olah raga tradisional, tenis meja, olah raga petanque, serta wasit dalam perlombaan dan non perlombaan. Untuk kemajuan olahraga di Indonesia khususnya di daerah saya, provinsi Bengkulu,” terangnya.

Target

Empat tahun mengabdi sebagai dosen Penjas, Tito juga ingin bisa mengikuti sertifikasi dosen dan lolos. Menurutnya, sertifikasi dosen (serdos) adalah suatu bukti bahwa seorang dosen itu benar-benar professional dalam menjalankan profesinya.

“Saat ini sedang mengikiti serdos, doakan saya lulus tahun ini,” harapnya.

Selain itu, Tito juga tengah merencanakan untuk bisa melanjutkan pendidikan S3. Sejauh persiapan yang dilakukan adalah memenuhi syarat-syarat utamanya untuk menjadi mahasiswa S3, diantaranya Toefl yang mencukupi dan mencari beasiswa penuh dalam ataupun luar negeri.

Visi Misi

Sebagai seorang dosen, Tito pun memiliki visi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan bernegara sehingga menciptakan mahasiswa yang berkompeten di biangnya. Sedang misinya adalah, sebagai seorang dosen ia ingin mengembangkan potensi bakat dan minat mahasiswa kemudian menerapkan pendidikan karakter mahasiswa, sehingga membentuk kepribadian baik serta beretika.


Tito Parta Wibowo (paling kanan), bersama rekan dosen yang lain ketika mahasiswa ujian/sidang skripsi. (Sumber Foto: dok. Tito)

Harapan

Tito berharap kepada sesama dosen muda, untuk selalu semangat dalam menjadi tenaga pendidik untuk memajukan anak bangsa, demi tujuan bersama dalam menciptakan generasi penerus bangsa yang berintelektual  tinggi di bidangnya masing-masing.

“Menurut saya mengembangkan keilmuan kita dalam bidang ilmu masing-masing, dan harus fokus pada bidang ilmu yang ditekuni, serta jangan pernah berpatokan pada materi yang kita raih ketika menjadi dosen,” ujarnya.

Pria kelahiran Manna, 13 Desember 1991 ini melanjutkan sebagai dosen jangan pernah bernah berpikir untuk dilayani, karena seharusya kita lah yang melayani mahasiswa serta memberikan contoh teladan yang bagi semua. Intinya harus menjadi panutan bagi mahasiswa, teman bagi mahasiswa, teman sejawat, dan lingkungan masyarakat.

Harapan untuk Universitas

“Harapan saya Universitas Dehasen Bengkulu bisa menjadi Universitas yang besar dan berkembang, menjadi salah satu universitas ternama di Indonesia. Perlu adanya perbaikan serta peningkatan fasilitas-fasilitas yang masih kurang di Unived, termasuk peningkatan SDM, dengan cara memberikan dan membiayai pelatihan, seminar bagi dosen baik sebagai pembicara ataupun peserta di tingkat nasional maupun internasional,” harapnya.

Ia menambahkan, semoga mahasiswa Penjas Dehasen bisa bersaing serta menjadi pendidik yang berkualitas nantinya. Sehingga bisa memberikan dampak positif terhadap kemajuan pendidikan di Indonesia terutama di provinsi Bengkulu. (duniadosen.com/titisayuw)

2 thoughts on “Dari Atlet Tenis Meja, Tito Kembangkan Keilmuannya Menjadi Dosen Penjas”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

RELATED POST

DOWNLOAD EBOOK GRATIS
⚠️Hanya Bisa Didownload Selama Ramadan

about

Get Started

Hubungi kami

Jl. Rajawali, Gg. Elang 6, No.2 Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, D.I.Yogyakarta 55581

Email : [email protected]

Telpon : 081362311132

Duniadosen.com © 2020 All rights reserved

Dibuat dengan ❤ di Jogja