fbpx

Begini Cara Hadapi Kelas Baru Bagi Dosen Millenials

dosen millenials
Syarif Iqbal, S.Sos. M.A., ketika sedang mengajar di kelasnya Program Studi Hubungan Internasional di International University Liaison Indonesia (IULI), Bumi Serpong Damai, Tangerang. (Foto: Syarif Iqbal)

Pengalaman Syarif Iqbal, S.Sos. M.A., mengajar kali pertama dia dapatkan ketika selepas menyelesaikan pedidikan Pasca Sarjana di Universitas Gadjah Mada (UGM), dosen millenials ini juga pernah berkesempatan untuk magang di Fasilitas Kerja Sama Sekretariat Jenderal, Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Pengalaman mengajar terbatas, dimana ia menyebutnya dengan “asisten tidak resmi” di universitas S1 dan S2 terdahulu.

Ketika ditanya duniadosen.com pengalaman pertamanya dalam mengajar mahasiswa, Iqbal sangat antusias menceritakan pengalamannya saat resmi menjadi dosen dan mulai mengajar mahasiswa. Apalagi yang ia ajar merupakan mahasiswa campuran, baik asing dan lokal.

Perasaan saya pada saat pertama kali memberikan materi di depan mahasiswa, pada saat itu saya menyajikan materi untuk semester pendek. Yaitu mata kuliah Civic and Pancasila. Yang lebih menarik, beberapa mahasiswa saya merupakan mahasiswa asing, jadi menambah pengalaman sekaligus excitement pada hari itu,” jelasnya.

Menjadi seorang dosen ternyata merupakan panggilan hati seorang Iqbal. Memang dalam prosesnya tidak serta merta profesi dosen sebagai main jobs yang akan ia geluti. Sosok inspirasi yang semakin menguatkannya untuk menjadi seorang dosen adalah Prof. Dr. Budi Winarno.

”Beliau merupakan guru besar FISIPOL UGM yang saya lihat merupakan jelmaan bagaimana peribahasa “ilmu padi makin lama makin merunduk” dalam dunia nyata,” ungkap Iqbal.

Tantangan Dosen Millenials

Menurut Iqbal tantangan menjadi seorang dosen millenials adalah dituntut untuk selalu mengembangkan ilmu pengetahuan sesuai dengan spesialisasinya masing-masing. Sebagai dosen muda, Iqbal merasa tertantang untuk mengembangkan dan menyalurkan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Bukan hanya untuk mahasiswa dikampus, namun juga untuk masyarakat pada umumnya.

Pria 29 tahun tersebut sependapat bahwa dosen millenials atau dosen muda merupakan angin segar bagi upaya memajukan pendidikan tinggi. Mengingat adanya regenerasi selalu berkaitan dengan arus perubahan dan pembaharuan. Dengan kaitannya sebagai dosen muda, perubahan dan pembaharuan tersebut diperlukan keberadaannya seiring dengan laju ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini.

Jika dilihat dari kelompok generasi, Iqbal termasuk kedalam generasi millenials. Baginya, kiat khusus dalam bersosialisasi antar generasi dengan pendekatan personal yang komunikatif menjadi salah satu kunci menjalin hubungan antar dosen dengan mahasiswa. Terlebih menurut para ahli, para millennials memiliki jiwa “suka menantang dirinya” yang cukup tinggi.

Namun, millenials juga dikenal sebagai generasi yang senang dengan kolaborasi. Dari kedua sisi karakter tersebut, relasi antara Iqbal sebagai dosen muda dengan para mahasiswa dapat dimanfaatkan dengan baik untuk kebaikan bersama.

”Mengenai perbedaan antar generasi, saat ini pendekatan personal lebih diutamakan tanpa melewati batas norma antara dosen dengan mahasiswa,” ujar pria berkacamata ini.

Visual Sebagai Kunci

Walaupun masih terbilang baru dan sedikit pengalaman dalam profesi dosen, Iqbal merasa yakin antara pengalaman suka dan duka akan datang dan menjadi warna bagi profesi yang ia geluti ini. Dan ia merasa siap dan mampu untuk menghadapi segala dinamika dalam profesinya sebagai dosen.

Iqbal menyebut, untuk ‘mendengar’ merupakan hal yang paling krusial dalam konteks profesi seorang dosen. Mendengar masukan maupun kritikan baik dari, keluarga, sahabat, kolega kerja, maupun mahasiswa. ”Saya percaya dengan mendengar, sangat berguna untuk improve personality yang kemudian menjadi dosen yang baik,” katanya.

Dalam teknik mengajar sebagai dosen millenials, Iqbal memiliki prinsip visual sebagai kunci. Ilmu sosial seperti pada umumnya lebih banyak menggunakan pendekatan linguistik, yang seringkali dirasa membosankan bagi para mahasiswa.

”Bagi saya, sebanyak mungkin materi-materi yang saya bagikan di dalam kelas berbentuk visual dengan tidak mengurangi esensi linguistik keilmuan Hubungan Internasional itu sendiri. Saya percaya, pendekatan teknik visual lebih membuka daya imajinasi para mahasiswa dan tidak terkesan boring,” terangnya.

Sebagai dosen millenials dalam hal kedekatannya dengan mahasiswa, Iqbal menuturkan dalam beberapa aspek untuk keberhasilan kegiatan belajar mengajar memang dibutuhkan kedetakan dengan teman-teman mahasiswa. Jika dilihat dari karakteristik generasi, Iqbal masuk kedalam generasi millenials, dan kebanyakan para teman-teman mahasiswa merupakan generasi Z dengan gap generasi yang tidak jauh berbeda dalam hal bersosialisasi dan berinteraksi.

Iqbal yang concern terhadap  bidang Aviasi ingin melakukan inovasi berupa pengenalan dan pendalaman bidang aviasi kepada komunitas Hubungan Internasional di Indonesia. ”Mengingat pengalaman saya terdahulu terdapat kesulitan dalam mencari bahan-bahan Hubungan Internasional yang berelasi dengan bidang aviasi,” ungkapnya.

Meski baru saja menjadi bagian dari kampus International University Liaison Indonesia (IULI), Bumi Serpong Damai, Tangerang yang berdiri pada 2014, namun Iqbal menaruh banyak harapan pada kampus yang juga masih terbilang baru tersebut. Baginya IULI dapat disandingkan dengan perusahaan start up dengan potensi yang sangat luas kedepannya.

Terlebih, IULI memiliki visi untuk menjadi universitas mandiri dengan komitmen akademik yang kuat untuk masyarakat. Dan misi IULI untuk berkontribusi pada peningkatan pengetahuan untuk membentuk serta mendidik manusia dalam sains dan teknologi. Hal itu guna menyadarkan secara mental tantangan masa depan masyarakat dan lingkungan.

”Prodi HI sendiri di IULI tergolong muda namun dengan keunikan tersendiri. Kami secara progresiv sudah mulai mengembangkan konsentrasi di dua area: Technology and Global affiars and Government, Business and Society. Dinamika kerja dengan standard internasional, dan juga proses pembelajaran yang tiada henti dari individu-individu yang positif, menjadi kunci keunggulan dari IULI,” pungkasnya. (duniadosen.com/ta)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

RELATED POST

DOWNLOAD EBOOK GRATIS
⚠️Hanya Bisa Didownload Selama Ramadan

about

Get Started

Hubungi kami

Jl. Rajawali, Gg. Elang 6, No.2 Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, D.I.Yogyakarta 55581

Email : [email protected]

Telpon : 081362311132

Duniadosen.com © 2020 All rights reserved

Dibuat dengan ❤ di Jogja