fbpx

Corry Yohana: Dosen Senior Harus Melek Perkembangan Zaman

Dosen Senior
Dr. Corry Yohana, M.M. salah satu dosen senior di Prodi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta. (Facebook)

Menjadi dosen adalah pekerjaan mulia. Dosen tidak hanya memiliki tugas membagi ilmu, tetapi juga memberikan inspirasi kepada mahasiswa. Demikian ungkapan Dr. Corry Yohana, M.M. salah satu dosen senior di Prodi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta (FE UNJ) kepada duniadosen.com.

Dosen yang meniti karirnya sejak 1985, ketika UNJ masih bernama Institut Kependidikan Ilmu Pendidikan (IKIP) Jakarta ini, memang memiliki kecintaan terhadap dunia pendidikan. Tak hanya di UNJ, tetapi dosen senior ini juga pernah mengajar di Universitas Nasional (UNAS) Jakarta. Bagi Corry, tidak lengkap jika dosen hanya memberikan ilmu tanpa memberikan inspirasi.

”Jika hanya memberikan ilmu, maka mahasiswa cukup membaca buku atau literature lain tanpa memerlukan dosen. Maka, dosen perlu menyadari tugasnya adalah memberikan inspirasi kepada mahasiswa sehingga dapat meningkatkan kualitas dirinya,” paparnya.

Perempuan asal Palembang ini menuturkan, dosen memiliki peran penting dalam bidang pendidikan. Karena dosen memiliki misi mencerdaskan kehidupan bangsa yang menjadi salah satu amanat undang-undang. ”Dosen harus menjalankan tugasnya dengan baik,” lanjut Corry.

Menurutnya, pekerjaan dosen tak bisa dilepaskan dari dirinya karena kecintaan yang tinggi terhadap dunia pendidikan. Hal itu juga didukung oleh keluarga yang suportif dan fokusnya kepada pekerjaan tersebut selama puluhan tahun. ”Saat ini hanya fokus sebagai dosen,” tandasnya, ketika ditanya kesibukan lain selain menjadi dosen.

Jadi Dosen Harus Meningkatkan Kualitas

Baginya, ada dua hal utama yang ingin dicapai ketika menjadi dosen. Pertama, Corry ingin menerapkan ilmu yang sudah didapat dan terus belajar untuk meningkatkan kualitas diri. Kedua, Corry ingin dirinya bisa bermanfaat untuk mahasiswa, terutama dalam meningkatkan kualitas akademik mahasiswanya di FE UNJ.

Corry Yohana Berdiskusi dengan Alumni FE UNJ di Gedung Dewi Sartika lantai 9 (dok.: Corry Yohana)

Saat ini, Corry menjabat sebagai Koordinator Program Studi (Prodi) Pendidikan Bisnis FE UNJ (sebelumnya Pendidikan Tata Niaga). Sebelumnya, dosen kelahiran Palembang, 18 November 1959 tersebut juga pernah menjabat sebagai Ketua Pendidikan Profesi Guru Sarjana Mendidik di Daerah Tertinggal, Terluar, dan Terdepan (PPG SM3T) UNJ pada 2014, dan juga menjadi Ketua Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) UNJ pada 2016.

Meski begitu, Corry mengaku sebenarnya tidak tertarik dengan jabatan ketua. Dia lebih menyukai pekerjaan dosen. Sehingga bisa fokus mengajar dan menerapkan Tri Dharma Perguruan Tinggi. ”Saya tidak tertarik menjadi pejabat selama ini. Akan tetapi, begitu selesai S3 kami di harapkan mengabdi dulu di kampus. Makanya, saya terima tawaran tersebut,” katanya.

Dosen yang tinggal di Pamulang Permai, Tangerang Selatan, Banten tersebut sadar betul bahwa hidupnya adalah sebuah perjuangan. Maka, dalam berjuang tersebut, dia harus selalu berpikir untuk menjadi yang terbaik, termasuk mengabdi menjadi dosen di kampus. Apalagi, UNJ adalah almamaternya sejak jenjang pendidikan sarjana.

Selama hampir 35 tahun menjadi dosen, banyak hal yang sudah Corry capai. Diantaranya, penghargaan dosen pembimbing Kuliah Kerja Nyata (KKN) terbaik di FE UNJ, Bendahara Asosiasi Pendidik Ekonomi Seluruh Indonesia (Aspropindo) dan Asosiasi Pendidik dan Praktisi Manajemen Bisnis (Apsibi), dan lain sebagainya. Meski begitu, ada satu keinginan dosen pengampu mata kuliah Statistika Ekonomi dan Etika Bisnis tersebut yang belum tercapai. ”Saya memiliki target untuk menjadi guru besar. Insyaallah tahun 2020 mendatang,” harapnya.

Menghadapi Tantangan, Dosen Harus Membuka Diri

Meski sudah lama menjadi dosen, Corry mengaku tantangan dosen dari masa ke masa selalu mengalami peningkatan, apalagi dengan masifnya perkembangan teknologi yang menuntut dosen-dosen untuk terus mengembangkan keahliannya. Pun, Corry yang juga diposisi dosen senior, menyoroti masih kurangnya peran lembaga untuk menyediakan sarana yang menunjang hal tersebut.

Dr. Corry Yohana, M.M., ketika menjadi narasumber. (Sumber foto: Facebook)

”Disesalkan, adanya kemajuan teknologi yang begitu pesat, sementara sarana yang ada belum tersedia dengan baik. Hal tersebut cukup menghambat peningkatan keahlian dosen maupun mahasiswa di kampus,” tuturnya.

Dalam menghadapi tantangan tersebut, Corry sadar dosen tak boleh menutup diri, apalagi dosen senior seperti dirinya. ”Kita harus menyambut dan membuka diri dengan baik. Karena perkembangan zaman begitu cepat. Kita tidak boleh tertinggal. Dalam menghadapi revolusi industri 4.0, kita harus mengubah kurikulum yang ada dan menyiapkan sarana dan prasarana pendidikan dengan baik sebagai bentuk penyesuaian diri,” tegasnya.

Corry melanjutkan, cara membuka diri masing-masing dosen bisa berbeda-beda, asal tujuannya sama-sama untuk belajar. ”Banyak belajar untuk menghadapi era revolusi industri 4.0. Misalnya, rajin mengikuti workshop dan mengadakan diskusi dengan mahasiswa juga alumni yang sudah sukses di bidangnya. Selain itu, kurikulum juga harus disesuaikan dengan era revolusi industri 4.0 tersebut,” terang dosen yang juga termasuk dalam tim BKKBN tersebut.

Ingin Tetap Fokus pada Isu Bisnis

Corry Yohana memang dosen yang sejak awal fokus dalam bidang bisnis dan juga pendidikan. Sejak S1 di IKIP Jakarta sampai S3 di UNJ yang ia selesaikan pada 2014 lalu itu, Corry mengambil bidang pendidikan bisnis sebagai core ilmunya.  Kenapa memilih menggeluti bidang tersebut? Menurutnya, keselarasan ilmu itu penting karena mendukung dosen lebih fokus dalam pendalaman ilmu yang dimiliki.

Bagi Corry, isu bisnis yang saat ini sedang santer adalah ihwal isu kewirausahaan. Corry menganggap kewirausahaan adalah salah satu bidang ilmu bisnis yang penting dan perlu digalakkan. ”Saat ini, saya sedang fokus untuk meningkatkan sense wirausaha kepada mahasiswa di prodi Pendidikan Bisnis,” jelas dosen yang pernah membuat pelatihan penyusunan rancangan bisnis sederhana bagi pengusaha kecil di Bantar Waru, Indramayu, Jawa Barat tersebut.

Dalam penulisan karya ilmiah, dosen senior ini sudah beberapa kali menulis artkel ilmiah yang diterbitkan oleh Scopus dengan judul prosiding Determinants of Travel Intention to Yogyakarta: Tertiary Student’s Perspective. Pun, Corry juga sudah menulis beberapa buku, beberapa diantaranya adalah Dasar-Dasar Statistik (2008), Evaluasi Pengajaran (2009), Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (2015). Saat ini, Corry sedang mempersiapkan satu buku lagi berjudul ‘Manajemen Resiko; Teori dan Aplikasinya’.

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Salah satu buku karya Corry Yohana (doc. Corry)

Sehubungan dengan pembagian waktu antara menjadi dosen dan ibu rumah tangga di keluarganya, Corry memiliki kiat khusus. ”Ketika di kampus, saya sebisa mungkin mengerjakan pekerjaan dengan baik sampai selesai. Jika sudah pulang ke rumah, waktu saya prioritaskan untuk keluarga. Saya harus menerapkan hal tersebut agar keduanya bisa berjalan dengan baik,” ujarnya.

Ke depan, Corry sedang mempersiapkan diri untuk menjadi Guru Besar pada tahun 2022 mendatang. Menurutnya, Guru Besar harus memiliki persyaratan utama seperti penulisan jurnal ilmiah dan juga lama waktu mengajar di kelas. ”Saat ini, sedang dalam proses pengajuan menjadi Guru Besar,” pungkasnya. (duniadosen.com/az)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

RELATED POST

about

Get Started

Hubungi kami

Jl. Rajawali, Gg. Elang 6, No.2 Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, D.I.Yogyakarta 55581

Email : [email protected]

Telpon : 081362311132