fbpx

Dosen UIGM Palembang Ini Berbagi Pengalaman Ikuti Research Dive 9

Research Dive
Budi Setiawan, S.E., M.M., (kedua dari kanan) bersama satu timnya bersiap Technical Report di Research Dive 9 tahun 2019 yang diselenggarakan di Jakarta (4-8/08/2019) dan didukung Departemen kebijakan makroprudensial di Bank Indonesia dan Pulse Lab Jakarta. (Sumber foto: dokumen pribadi Budi Setiawan)

Prancis – Budi Setiawan, S.E., M.M., yang merupakan Dosen Ekonomi di Universitas Indo Global Mandiri (UIGM) Palembang ini memang baru dua tahun berkarir sebagai dosen. Meski begitu, tak sedikit prestasi yang Budi torehkan. Ia satu-satunya dosen UIGM yang lolos mengikuti Research Dive 9 tahun 2019 di Jakarta yang diadakan oleh Pulse Lab Jakarta.

“Awalnya saya dapat info kegiatan ini dari grup WA (whatsapp). Lalu, saya melamar dengan cara mengisi aplikasi online yang disiapkan oleh panitia acara. Aplikasi online biasanya tersedia di website pulselabjakarta.id atau akun sosial media mereka baik FB maupun IG,” kata Budi yang sedang mengikuti research training di University of Limoges, Prancis melalui surel (27/11/2019) kepada duniadosen.com.

Research Dive
(Sumber foto: dokumen pribadi Budi Setiawan)

Budi menjelaskan, selanjutnya diadakan proses seleksi yang dilakukan panitia dengan cara mereview dokumen yang diisi pada aplikasi online. Poin penilaian antara lain memiliki ketertarikan di bidang research sesuai dengan topik yang dipilih oleh panitia. Hal ini dibuktikan dengan penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh calon peserta.

Latar belakang pendidikan dan metode analisis yang digunakan untuk menyelesaikan masalah penelitian juga menjadi poin penting. Lebih lanjut Budi mengatakan, saat mengisi aplikasi online, calon peserta diminta untuk membuat summary untuk menjawab pertanyaan penelitian yang diberikan oleh panitia, termasuk menyebutkan metodologi dan alat statistik yang digunakan.

“Panitia menyediakan beberapa tema penelitian dan calon peserta diminta memilih dua topik yang menarik perhatian calon peserta,” lanjut Budi.

Adapun peserta yang terlibat dalam Research Dive 9 ini berasal dari kalangan akademisi baik dosen dan peneliti, maupun praktisi. Pematerinya terdiri dari, Nur Aidi meraih gelar sarjana ilmu pertanahan di Institut Pertanian Bogor, M.Sc pada ​Applied Statistics dari Institut Pertanian Bogor, dan gelar Ph.D pada  Applied Statistics dari University of Philippines Chapter Los Banos. Saat ini beliau menjabat sebagai dosen pada Departemen Ilmu Statistik, Institut Pertanian Bogor. Beliau memiliki ketertarikan riset pada ​statistical modelling​.

Bidang Ekonomi, Bagus Santoso meraih gelar sarjana ekonomi di Universitas Gadjah Mada, M.Soc. pada Social Science dari University of Birmingham, dan gelar Ph.D pada ​Philosophy dari University of Birmingham. Saat ini beliau menjabat sebagai dosen pada Departemen Ekonomi, Universitas Gadjah Mada. Beliau memiliki ketertarikan riset pada ​econometrics, economy mathematics, mathematics, finance and economy, ​dan macroeconomy.​

Bidang GIS, Faizal Thamrin seorang yang memiliki pengalaman kerja pada DMInnovation sebagai Spesialis Manajemen Bencana. Beliau juga pernah menjabat sebagai Manajer Data di ​Humanitarian Data Exchange​, yang memiliki fokus pada penguatan kolaborasi data dengan mitra kemanusiaan, pemerintah dan akademisi. Sebelumnya, beliau memiliki pengalaman 10 tahun bekerja pada Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (UNOCHA) di Bangladesh, Indonesia, Filipina, dan Pakistan sebagai Pelaksana Informasi Geografis dan Pelaksana Manajemen Informasi.

Yang Disiapkan Dalam Mengikuti Research Dive

Dalam mengikuti kegiatan, perlu disiapkan berkas riwayat penelitian yang sesuai dengan tema research dive, metode penelitian yang ditawarkan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang diberikan panitia, serta kemampuan bahasa Inggris karena kemungkinan akan mendapat rekan dalam tim yang berasal dari luar negeri. Selain itu, hasil research dan presentasi juga menggunakan bahasa Inggris.

Research Dive
Situasi saat diskusi dan melakukan penelitian di Research Dive 9 yang diselenggarakan Pulse Lab Jakarta, (4-8/08/2019). (Sumber foto: Pulse Lab Jakarta)

“Agenda benar-benar padat selama 4 hari tersebut karena memang peserta dituntut untuk mempresentasikan hasil research. Jadi seringkali peserta baru selesai bekerja hingga jam 10 malam setiap hari selama kegiatan berlangsung,” akunya.

Agenda pertama Research Dive 9 dimulai dengan technical briefing dan group brainstorming terkait metodologi penelitian. Lalu dilanjutkan dengan penjelasan tentang data yang akan dianalisis. Research dive 9 mengangkat tema tentang household vulnerability with fintech data yang menggunakan data dari berbagai instansi diantaranya Bank Indonesia, Susenas dan Julo (Fintech company).

Selanjutnya, masing-masing instansi tersebut menjelaskan terkait data yang digunakan dalam penelitian selama 4 hari. Setiap harinya, masing-masing grup melakukan presentasi terkait update research yang sudah dilakukan. Dalam melakukan research marathon selama 4 hari, panitia juga mengundang beberapa mentor untuk mendampingi peserta agar research yang dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah penelitian dan menjawab pertanyaan penelitian.

Selanjutnya di hari terakhir, masing-masing grup melakukan presentasi akhir dan diikuti dengan tanya jawab. Pada sesi presentasi akhir, panitia akan mengundang beberapa instansi untuk hadir. Peserta yang hadir tidak hanya dari lembaga atau organisasi dari Indonesia tapi juga banyak dari lembaga research luar negeri.

Output kegiatan Research Dive 9 ini berupa technical report yang diharapkan dapat memberikan informasi seputar household vulnerability. Ini hasil report Research Dive 9 https://pulselabjakarta.org/assets/uploadworks/2019-11-04-01-24-12.pdf?fbclid=IwAR3S8BaIhpRn7MuTugCGXD3bcQRbJAGSsO08l2wa7cuF-gmEnBP1JJUlfNs

Benefit

Budi menuturkan, merasa beruntung bisa mengikuti kegiatan yang luar biasa tersebut. Ini kegiatan yang sangat positif. Peserta yang terpilih bisa belajar sekaligus mengoptimalisasi pengetahuan dan menyalurkannya dalam bentuk penelitian.

“Pada kegiatan ini juga, peserta yang terlibat berasal dari latar belakang yang berbeda seperti dosen, peneliti, dan praktisi. Sehingga sudut pandang yang dibawa juga berbeda. Perbedaan sudut pandang ini yang membuat kegiatan ini menjadi menarik karena kita belajar melihat satu permasalahan dari banyak sudut pandang,” paparnya.

Selain itu, data yang digunakan selama kegiatan Research Dive 9 juga sangat terbatas, artinya akan sulit untuk mendapatkan data-data tersebut jika menggunakan jalur research secara mandiri. Bahkan setiap peserta yang hadir diminta untuk menandatangani dokumen yang intinya tidak boleh menyebarkan data-data yang digunakan selain untuk kepentingan kegiatan research dive.

“Saya merasa banyak sekali manfaat yang bisa diambil dari kegiatan ini, terutama tentang pendekatan baru (meotodologi baru) untuk menjawab pertanyaan penelitian. Menurut saya ini menjadi poin penting bagi dosen yang salah satu tugas pokoknya adalah melakukan penelitian. Kedua, jaringan (network), reserach dive memberikan kami kesempatan untuk saling kenal satu sama lain dan ini sangat membantu guna mendukung kolaborasi di kemudian hari,” jelasnya.

Adapun yang melatar belakangi kegiatan tersebut mengingat kembali Krisis Keuangan Asia tahun 1997 membawa tantangan kompleks yang memaksa pemerintah di seluruh kawasan untuk memikirkan kembali pendekatan mereka terhadap pembangunan ekonomi dan stabilitas keuangan.

Di Indonesia, kegiatan tingkat rumah tangga sangat penting untuk memahami perubahan di tingkat subnasional dan nasional, wawasan terbukti bermanfaat untuk meningkatkan perencanaan pembangunan jangka panjang dan meningkatkan upaya ketahanan.

Kegiatan ini pun didukung oleh Departemen kebijakan makroprudensial di Bank Indonesia, Pulse Lab Jakarta untuk menyatukan peneliti terpilih dari pemerintah, akademisi dan sektor publik untuk Research Dive for Development ke-9 untuk melakukan lebih lanjut penelitian tentang topik ini.

Dive Research ini difokuskan pada mengeksplorasi bagaimana sumber data baru dan yang muncul dapat dikombinasikan dengan sumber data tradisional untuk lebih memungkinkan warga untuk mempersiapkan dan menanggapi masalah keuangan, serta memberikan wawasan kritis untuk menginformasikan keputusan dan pembuatan kebijakan dalam Pemerintah Indonesia.

Selama 4-8 Agustus 2019, para peserta penelitian bekerja sama dengan beberapa ahli domain untuk menganalisis berbagai set data berdasarkan tugas-tugas penelitian ini:

(1) Memahami tingkat default hipotek rumah di Indonesia dan faktor-faktor penyebabnya;

(2) Identifikasi indikator hutang rumah tangga menurut provinsi;

(3) Menggunakan data fintech untuk menilai kerentanan keuangan pelanggan; dan

(4) Mengevaluasi dampak bahaya alam terhadap pinjaman yang berisiko.

Research Dive
Budi Setiawan bersama tim saat membahas data dan menentukan variabel penelitian dalam kegiatan Research Dive 9. (Sumber foto: Pulse Lab Jakarta)

Adapun esensi yang diperoleh Budi usai kegiatan adalah terlatih fokus. Artinya jika totalitas dalam melakukan sesuatu, tugas bisa diselesaikan dengan baik. Pertama mengikuti kegiatan ini, Budi sempat ragu bisa menyelesaikan report dalam waktu 4 hari, tetapi ketika semua tim bekerja dan fokus, maka report itu bisa dituntaskan.

Budi menambahkan, yang diperoleh dari hasil mengikuti kegiatan research dive membuat banyak belajar tentang proses critical thinking. Diskusi dengan peserta yang berasal dari latar belakang berbeda, seringkali mendorong peserta keluar dari kebiasaan atau zona nyaman, serta belajar untuk menerima insight baru yang mungkin belum pernah diketahui sebelumnya. (duniadosen.com/ta)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

RELATED POST

about

Get Started

Hubungi kami

Jl. Rajawali, Gg. Elang 6, No.2 Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, D.I.Yogyakarta 55581

Email : [email protected]

Telpon : 081362311132