Menristekdikti Mohamad Nasir didampingi Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ismunandar berkesempatan melakukan dialog dengan dosen dan pejabat struktural di Politeknik Negeri Pontianak. Menristekdikti mengatakan penguatan dan revitalisasi pendidikan vokasi merupakan salah satu program prioritas Kemenristekdikti. (Foto: ristekdikti.go.id)
Pontianak – Dalam kunjungan kerja ke Pontianak, usai memberikan kuliah umum kepada mahasiswa Bidikmisi Universitas Tanjungpura, Menristekdikti Mohamad Nasir didampingi Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ismunandar berkesempatan melakukan dialog dengan dosen dan pejabat struktural di Politeknik Negeri Pontianak. Menristekdikti mengatakan penguatan dan revitalisasi pendidikan vokasi merupakan salah satu program prioritas Kemenristekdikti.
Melalui berbagai program revitalisasi pendidikan vokasi, Menristekdikti berharap pendidikan vokasi dapat menjadi pilihan utama bukan pelengkap atau pilihan terakhir bagi calon mahasiswa. Jumlah pendidikan vokasi juga diharapkan meningkat setiap tahunnya.
”Politeknik atau pendidikan vokasi merupakan tulang punggung penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) profesional. Di berbagai negara maju, perguruan tinggi vokasi jumlahnya lebih banyak dibandingkan perguruan tinggi akademik. Contohnya Jerman, disana jumlah pendidikan vokasi sudah lebih dari 61%,” tutur Menristekdikti di Gedung Poltek Negeri Pontianak (18/1).
Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas lulusan politeknik menurut Menristekdikti adalah dengan meningkatkan kualitas input mahasiswa yang masuk. Menristekdikti mengatakan saat ini mengkaji kemungkinan seleksi masuk politeknik negeri terintegrasi dengan sistem Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
”Dengan demikian Politeknik mendapatkan input calon mahasiswa berkualitas dari berbagai daerah di Indonesia. Politeknik diharapkan menjadi perguruan tinggi yang heterogen, mahasiswa tidak hanya berasal dari satu daerah saja. Mutu akan lebih baik,” jelas Menristekdikti dilansir laman ristekdikti.go.id.
Menteri Nasir juga mengingatkan kepada dosen dan pimpinan Poltek Negeri Pontianak untuk menyiapkan mahasiswanya dengan berbagai kompetensi. Setiap lulusan hendaknya memiliki bekal sertifikat kompetensi disamping ijazah untuk berkompetisi di dunia kerja.
Direktur Politeknik Negeri Pontianak Muhammad Toasin Asha mengatakan, sangat mengapresiasi perhatian Pemerintah melalui Kemenristekdikti mengenai penguatan pendidikan vokasi. Ia mengatakan bahwa saat ini Politeknik Negeri Pontianak tengah berbenah untuk meningkatkan kompetensi lulusannya. Saat ini telah ada 6 program studi yang telah memiliki lembaga sertifikasi kompetensi, sedangkan 16 program studi lainnya akan menyusul.
Redaksi
Menggunakan teknologi digital dalam kegiatan pengajaran tentu menjadi langkah yang tepat, salah satunya dengan menggunakan…
Pada saat mencari referensi maupun bahan bacaan dari jurnal ilmiah, kadang menemukan closed access journal…
Menghindari plagiarisme juga diimbangi dengan pemahaman mengenai batas plagiarisme jurnal. Artinya, skor hasil cek plagiarisme…
Dalam momen Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) mengumumkan peluncuran…
Jika Anda menyusun karya tulis ilmiah dan menjadikan PPT maupun video di YouTube sebagai referensi.…
Keberadaan platform AI untuk belajar bahasa Inggris gratis tentu menjadi angin segar bagi akademisi. Baik…