Inspirasi

Riset Ini Bawa Dosen FKUI Raih Penghargaan Dosen Berprestasi Terbaik 2018

Jakarta – Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Dr. rer. physiol. dr. Septelia Inawati Wanandi meraih penghargaan sebagai Dosen Berprestasi Terbaik bidang Sains dan Teknologi 2018. Penganugerahan diberikan langsung oleh Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi H. Mohamad Nasir, Ph.D., Ak dalam acara Anugerah Diktendik Berprestasi 2018 dilaksanakan pada Senin (29/10) di Hotel Harris Vertu, Jakarta.

Penghargaan ini digagas oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI sebagai bentuk apresiasi kepada dosen dan tenaga kependidikan, yang berdedikasi melaksanakan Tri Dharma Pendidikan Tinggi.

Seperti dikutip dari www.ui.ac.id, Septelia merupakan dosen aktif di Departemen Biokimia dan Biologi Molekuler FKUI. Dalam ajang penganugerahan Dosen Berprestasi ini, Septelia mempresentasikan rangkuman hasil penelitian yang berjudul ”Menyibak Tabir Sel Punca Kanker sebagai Target Deteksi dan Terapi Kanker Payudara.”

Berdasarkan risetnya bersama tim tersebut, Septelia memberikan rekomendasi agar tata laksana terapi sel punca yang sedang marak akhir-akhir ini perlu dipertimbangkan kembali mengingat sel punca dan sekretomnya dapat memicu peningkatan kepuncaan dan keganasan sel punca kanker payudara. Paparan penelitian tersebut berhasil membawa Septelia meraih penghargaan sebagai Dosen Berprestasi Terbaik 2018.

Penyakit kanker merupakan masalah kesehatan utama di berbagai negara, baik negara maju maupun berkembang. Tingginya kasus kanker payudara mendorong perlunya penelitian untuk mencari solusi tentang deteksi dini, pencegahan, pengobatan dan penatalaksanaan yang tepat untuk menekan munculnya kasus baru, mengobati dan mempertahankan kualitas hidup bagi penderita.

Walaupun terapi kanker payudara telah berkembang pesat, namun angka resistensi terapi dan kekambuhan penyakit masih cukup tinggi. Septelia menuturkan, ”Pada saat grup penelitian “Cancer Stem Cells (CSC)” kami di Departemen Biokimia dan Biologi Molekuler FKUI mulai dibentuk (2010), pengetahuan/pemahaman mengenai keberadaan dan peran sel punca kanker masih sangat terbatas terutama di Indonesia,” ungkapnya.

Septelia melanjutkan, penelitian dasar timnya mengenai keberadaan dan peran CSC payudara (BCSC). Sebagai kesimpulan, BCSC menyebabkan resistensi terapi, keganasan dan progresi kanker payudara akibat tingginya ketahanan hidup BCSC yang dipengaruhi oleh lingkungan mikro tumor, serta kondisi stres oksidatif dan hipoksia.

Dengan diketahuinya peran BCSC dalam menentukan keberhasilan terapi kanker dan prognosisnya, diperlukan strategi deteksi dini dan terapi yang ditargetkan pada BCSC dan lingkungan mikro tumor.

”Penelitian ini berhasil menyibak tabir CSC sebagai target deteksi dan terapi kanker payudara. Saat ini, grup penelitian dari Departemen Biokimia dan Biologi Molekuler FKUI juga tengah mendalami keberadaan dan peran CSC pada kanker lainnya yaitu glioblastoma, kanker kolorektal dan kanker ovarium,” papar Septelia.

Septelia Inawati Wanandi (kedua dari kanan) foto bersama Suryadi Ismadji (Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya) peraih juara 2 dan C. Hanny Wijaya (Institut Pertanian Bogor) Juara 3 Dosen Berprestasi Terbaik bidang Sains dan Teknologi 2018. (Sumber: www.ristekdikti.go.id)

Rektor UI Prof. Dr. Ir. Muhammad Anis, M.Met menyampaikan, ”Selamat atas penghargaan membanggakan ini, tetap berkarya sebab sivitas akademika UI adalah pendukung dan penopang utama kemajuan UI sebagai institusi pendidikan unggulan di Indonesia,” ungkapnya dilansir www.ui.ac.id.

Ia melanjutkan, UI terus mendorong sivitas akademikanya untuk senantiasa produktif dalam berkarya, baik itu memberikan pengajaran maupun melakukan penelitian yang bermanfaat bagi masyarakat maupun terjun langsung melalui program Pengabdian Masyarakat.

Diharapkan, penghargaan ini dapat menjadi metode positif dan efektif untuk membangun semangat menghasilkan karya dan prestasi dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. ”Selain Dosen Berprestasi, dua orang sivitas akademika UI juga meraih penghargaan sebagai Pustakawan Berprestasi Terbaik 2018 atas nama Luluk Tri Wulandari dan Arsiparis Ketiga Terbaik atas nama Krisnasari Dianpratami,” jelasnya.

Ajang penghargaan Diktendik Berprestasi yang ke-15 tahun 2018 ini merupakan upaya Direktorat Jenderal Sumber Daya Iptek Dikti guna membina pendidik dan tenaga kependidikan agar dapat meningkatkan prestasinya.

Redaksi

Redaksi

Recent Posts

Cara Membuat Soal di WordWall untuk Evaluasi Pembelajaran

Menggunakan teknologi digital dalam kegiatan pengajaran tentu menjadi langkah yang tepat, salah satunya dengan menggunakan…

2 weeks ago

Publikasi di Closed Access Journal? Ini Kelebihan dan Kekurangannya

Pada saat mencari referensi maupun bahan bacaan dari jurnal ilmiah, kadang menemukan closed access journal…

2 weeks ago

Batas Plagiarisme Jurnal dan 5 Tips Menghindari Plagiarisme

Menghindari plagiarisme juga diimbangi dengan pemahaman mengenai batas plagiarisme jurnal. Artinya, skor hasil cek plagiarisme…

2 weeks ago

Diktisaintek Berdampak, Ini Bedanya dengan Kampus Merdeka

Dalam momen Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) mengumumkan peluncuran…

2 weeks ago

13 AI untuk Membuat Kesimpulan, Bisa Untuk Jurnal Hingga Materi!

Jika Anda menyusun karya tulis ilmiah dan menjadikan PPT maupun video di YouTube sebagai referensi.…

2 weeks ago

AI untuk Belajar Bahasa Inggris Gratis, Speaking Sampai Listening

Keberadaan platform AI untuk belajar bahasa Inggris gratis tentu menjadi angin segar bagi akademisi. Baik…

2 weeks ago