fbpx

Perjalanan Karir Ari Kuncoro Hingga Menjadi Rektor UI

Rektor UI
Prof. Ari Kuncoro, SE, MA, PhD. terpilih sebagai Rektor Universitas Indonesia (UI) periode 2019-2024. (dok. ui.ac.id)

Jakarta – Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., Ph.D resmi terpilih menjadi rektor UI (Universitas Indonesia). Ari terpilih menjadi Rektor UI periode 2019 – 2024 setelah mendapatkan 16 suara dalam pemungutan suara yang dilakukan para Anggota Majelis Wali Amanat UI (MWA UI) pada Rabu (25/9) di Makara Art Center UI kampus Depok.

Pemungutan suara dilakukan usai pelaksanaan Debat Publik Tiga Besar Calon Rektor UI bertajuk “Bangsa dan Negara Menanti Darma Baktimu.”

Pemilihan ini diawali dengan proses penyaringan oleh pansus Pilrek yang dimulai pada 2-15 September 2019. Hingga akhirnya, Debat Publik 3 Calon Rektor UI dilaksanakan hari ini. Puncak karirnya tersebut, tentu ia peroleh tidak dengan cara mudah. Ia merintis karir menjadi dosen sejak 1994 di FEB UI.

Perjalanan karir Ari sebagai dosen dimulai dari ia menempuh pendidikan di UI pada tahun 1981-1986. Di universitas bergengsi tersebut, ia berhasil meraih gelar S.E dengan konsentrasi Ekonomi Moneter. Demikian data yang disampaikan ketika gelar debat Rektor UI, Rabu (25/09/2019).

Lulus S1, kemudian Ari langsung melanjutkan pendidikan S2 nya di University of Minnesota Amerika Serikat pada tahun 1986-1990 dengan meraih gelar Master of Arts. Di Minnesota, ia mengambil jurusan Development Economics.

Tidak berhenti sampai disitu, pria kelahiran 1962 tersebut kemudian berjuang untuk memperoleh gelar Ph.D Ekonomi di Brown University, Amerika Serikat pada tahun 1990. Ia mampu menyelesaikan pendidikannya 4 tahun kemudian.

Selain menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), Ari juga berkarir sebagai dosen dengan memilih UI sebagai tempat pengabdiannya. Ia mengabdikan dirinya di FEB UI sebagai Guru Besar Ilmu Ekonomi dengan Google H-Index 14 dan menempati posisi pertama di Indonesia untuk sitasi karya ilmiah berdasarkan RePEC.

Ari juga sebagai peneliti senior di Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) FEB UI, meskipun status awalnya hanya sebagai asisten peneliti.

Dalam karier akademisnya, dia pun memiliki kegiatan lain. Diantaranya, membangun kerja sama penelitian dengan Brown University, National Bureau of Economic Research (NBER), dan National Science Fondation (NSF) di Amerika Serikat. Sejumlah penelitiannya juga telah dipublikasikan dalam jurnal yang memiliki reputasi internasional.

Rektor UI
Prof. Ari Kuncoro, SE, MA, PhD. usai menjadi dosen tamu di Amerika dan menyempatkan diri untuk melihat pemandangan indah di negara tersebut. (dok. facebook)

Di luar FEB UI, dia juga aktif dalam kegiatan lain. Misalnya menjadi anggota East Asian Economist Association serta profesor tamu di Brown University dan Australian National University.

Dengan prestasi serta dedikasinya tersebut, bertahap jabatannya mulai nailk. Pada 1998, dia ditunjuk menjadi Wakil Dekan di FEB UI. Selanjutnya, Ari menduduki posisi Dekan FEB UI pada 2013 hingga tahun 2019 sebelum diresmikan menjadi rektor periode 2019-2024.

Sebelumnya, banyak prestasi yang telah ia capai. Ari pernah dinobatkan sebagai peneliti terbaik FE UI pada 2005-2006. Selanjutnya, ia juga pernah menjadi juara ketiga kategori Dosen Berprestasi Tingkat Nasional pada 2007 lalu.

Diketahui, pada sistem pemilihan Rektor UI kali ini dengan menggunakan metode voting. Ari Kuncoro sukses meraih 16 suara. Kemudian disusul Prof. Dr. rer. Net Abd. Haris dengan 7 suara, dan Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, MPH. SpOG(K) membuntuti di peringkat ketiga tanpa memperoleh satupun suara.

Pada pemilihan rektor UI periode 2019-2024, Ari mengusung visi yaitu “Menuju Universitas Indonesia yang inovatif, mandiri, unggul, inklusif, dan bermartabat”. Untuk mewujudkan visi tersebut, dia menyebutkan sejumlah program yang salah satunya difokuskan pada team work.

Menurut pendapatnya, pelemahan rupiah dan penurunan ekspor yang terjadi sekarang karena sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang tidak guyub secara internasional.

Dia pun memiliki program yang ditujukan kepada mahasiswa, yaitu membuat pendidikan berbasis kolaborasi. “Selama ini yang dihasilkan adalah individualis, dengan IPK tinggi, lalu kalau jadi team work payah,” ujar Ari dilansir ui.ac.id.

Menurut dia, team work itu sangat penting karena kita tidak akan bisa pintar sendirian. Maka dari itu, dia merencanakan program paper kelompok, proyek kelompok, dan lain-lain.

“Itulah program yang akan dicoba supaya SDM Universitas Indonesia dapat berperan untuk menjaga bangsa dan negara kita. Mungkin saat ini masih banyak CEO yang berasal dari Universitas Indonesia, tetapi kita tidak tahu lima tahun ke depan,” pungkasnya.

Dalam pidatonya usai penetapan Rektor Terpilih, Prof. Ari Kuncoro menuturkan, akan melanjutkan estafet kepemimpinan Rektor UI Prof. Anis. Yaitu melanjutkan The Next Level of Excellence, so what’s next?

“Sehingga kita bisa membuat perbaikan yang terus menerus. Ada satu peribahasa dari Suku Bushmen Afrika Selatan (Padang Kalahari) ‘Jika ingin berburu dengan cepat dan memperoleh hasil yang banyak, maka berjalanlah bersama-sama’. Untuk itu, mari kita bersama bersinergi dan berkolaborasi untuk UI yang semakin baik,” paparnya.

Redaksi

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

RELATED POST

about

Get Started

Hubungi kami

Jl. Rajawali, Gg. Elang 6, No.2 Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, D.I.Yogyakarta 55581

Email : [email protected]

Telpon : 081362311132